Selasa, 23 Oktober 2012

PERSIMPANGAN PERPISAHAN

Hai hai aku balik lagi dengan ff kedua aku. semoga ga ngecewain. tinggalin komentar yaa. ini asli lho karyaku. makasih. Cast : kyung shin, Kris exo-m Luhan exo-m Lay exo-m Genre : family, romance Ketika hidup adalah sebuah pilihan, maka disitulah kita mempertaruhkan takdir. Menjalankan sesuai pilihan dan resiko yang harus diterima dengan keadaan apapun. Keluarga pun bisa menjadi sebuah pilihan. Ketika hidup menjadi suatu dilema, sebenarnya menjadi kebahagiaan yang tersembunyi. Kyung shin pov Kehidupanku terbilang lebih dari cukup, untuk materi aku dan kedua oppaku tidak pernah merasakan kekurangan tapi untuk batin, aku tak pernah merasakan kebahagiaan. Yah, orang tuaku lama bercerai. Mungkin karna orang ketiga tapi tidak ada kejelasan selanjutnya dari orang tuaku soal perpisahan mereka. Mereka hanya bilang sudah tidak sejalan lagi. Aku dan kedua oppaku tinggal disebuah apartemen dengan seorang ahjumma yang merawat kami selama kecil hingga saat ini. Namaku kyung shin, aku masih duduk di bangku sma. Perbedaan umurku dengan kedua oppaku tidak jauh memang. Jarak umurku dengan kris oppa adalah 3 tahun, dia oppa pertamaku. Dan oppa keduaku berbeda 2 tahun denganku, namanya luhan oppa. Mereka berdua memiliki karakter yang berbeda jauh, kris oppa sangat dingin dan stay cool. Sedangkan luhan oppa karakternya lembut dan baik hati. Sejak perceraian orang tuaku, kris oppa dan luhan oppa bekerja disebuah kafe dekat universitas mereka. Sekolahku tidak jauh dari tempat kerjanya kedua oppaku, hanya perlu menaikki 1 kali bis saja. terkadang aku merasa kasihan melihat kedua oppaku yang kuliah sambil kerja untuk membiayai hidup mereka dan aku, juga ahjumma. Orang tuaku hanya membiayai kuliah dan sekolah kami. Terkadang aku merenung dengan keadaan kami saat ini. Orang tua kami adalah orang yang terkenal di Negara ini tapi kami dibuang tanpa kasihan. Sungguh membuatku merasa kecewa. Aku menyayangi kedua oppaku dan juga ahjumma yang menjaga kami seperti anaknya sendiri. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Malam telah larut tapi kris oppa dan luhan oppa belum pulang juga. Sudah pukul 11 malam, mereka belum ada yang menampakkan hidung mancung mereka. Aku menunggu dengan ahjumma di ruang tamu. 2 jam aku dan ahjumma menunggu mereka, aku semakin kuatir dengan keadaan kedua oppaku, aku menelpon mereka hingga puluhan kali tapi tidak ada jawaban. Ahjumma menenangkanku, selang beberapa waktu, ada suara ketukan lembut dari arah pintu. Aku langsung berlari sambil bertanya apakah yang diluar adalah kedua oppaku. “mianhae, apakah kalian kris oppa dan luhan oppa?” suaraku agak keras dari balik pintu. “ne saeng. Bukalah pintu. Kami lelah sekali” jawab lembut luhan oppa. Aku yakin kris oppa dan luhan oppa hanya melihat pintu dengan tatapan lelah. Dengan segera aku membukakan pintu. Aku melihat tubuh kris oppa yang menjulang tinggi, lalu aku memeluknya. Dia hanya membelai rambutku, dan berkata “sudah, peluklah luhan ssi juga. Dia merindukanmu juga”. Lalu aku memeluk luhan oppa. “saeng, mianhae kami terlambat pulang, kafe ramai sekali hari ini. Bagaimana dengan sekolahmu?” Tanya luhan oppa sambil berjalan menuju ruang tamu dan duduk disamping ahjumma. Kris oppa yang sedang mandi tiba-tiba menggodaku, dari arah kamar mandi terdengar seperti teriakkan “bagaimana sekolahmu saeng? Sudah punya kekasih belum? Kalau oppa sudah mempunyai kekasih. Dia sangat cantik sekali”. Aku yang mendengar ucapan kris oppa, langsung berlari menuju kamar mandi dengan memukul pintu kamar mandi “hei kau kris oppa. Hanya aku yang boleh menjadi gadis cantik untukmu dan luhan oppa. Awas saja kau jika memuji gadis lain dihadapanku. Akan aku bunuh kalian berdua”. Kris oppa hanya tertawa menang diatas kekesalanku. Sungguh menyebalkan sekali dia. Luhan pov Aku menghampiri adik kesayanganku itu yang sedang marah-marah pada kris hyung. Memang aku juga suka melihat adikku itu marah-marah karena wajahnya sangat lucu jika sedang marah. Tapi karna aku tidak tega akhirnya aku membawanya kekamarnya. Aku menemaninya hingga tertidur sangat lelap. Dia menggenggam tanganku dan memeluknya. Yah beginilah rutinitas kami sebagai kakak. Menemani adik kesayangan kami sampai tertidur lelap. Setelah aku melihatnya tidur sangat lelap, aku meninggalkannya didalam kamar. Aku keluar dan menemui ahjumma dengan kris hyung yang sedang duduk berbincang di ruang tamu. “kris-ssi, luhan-ssi, ahjumma ingin bicara penting……… Tadi siang ayah kalian kemari, dia menginginkan salah satu dari kalian berdua………… Dan yang dia inginkan adalah kau, kris”. Nafasku serasa terhenti. Laki-laki itu menginginkan kris hyung. Untuk apa? “untuk apa ahjumma?” Tanya kris oppa dengan wajahnya yang sangat kaget dan tegang. “untuk menjadi pewaris perusahaannya” ahjumma menjelaskan dengan menahan air matanya. Aku dan kris hyung semakin bingung mendengar ucapannya ahjumma. “kenapa harus aku? Kenapa bukan orang lain?” kata kris hyung dengan wajah mulai memerah. “karna……karna kris adalah anak kandungnya” Aku semakin bingung, aku tidak bisa menahan rasa penasaranku. Aku melihat kris hyung yang menahan air matanya keluar, dan berkata “coba jelaskan pada kami ahjumma”. “………kris adalah anak kandung dari kedua orang tua kalian. Lalu luhan dengan kyung shin……………” “kenapa?” kris hyung mulai tidak bisa menahan amarahnya, kini berteriak pada ahjumma. “maafkan saya kris, luhan, kyung shin…………luhan dan kyung shin adalah anak yang diambil dari panti asuhan oleh kedua orang tua kris. Karna, mereka kasihan melihat kris yang selalu bermain sendiri. Makanya orang tua kris mengadopsi luhan dan kyung shin untuk menjadi teman kris. Maafkan saya..tolong maafkan saya..maafkan saya”. aku jatuh terduduk dihadapan kris hyung, lalu kris hyung pun ikut jatuh terduduk. Aku mencoba bertahan, dan mencoba berdiri. Saat aku membalikkan badan, aku melihat kyung shin yang sudah menangis dengan menatap kearah kami. Dengan reflex aku berlari menghampiri adikku itu, aku mencoba untuk menghapus air matanya, tapi dia menghempaskan kedua tanganku. “saeng…” Kyung shin pov “saeng…” itulah kata-kata yang diucapkan luhan oppa saat menemukan aku yang menangis. “saeng” kata-kata itu juga yang aku dengar dari mulut kris oppa. “aku bukan adikmu”. Aku berlari keluar rumah. Dan luhan oppa mengejarku. Saat dipersimpangan, tanpa aku sadari ada truk dengan kecepatan tinggi mau menabrakku. Aku berteriak, lalu aku merasakan tangan lembut yang aku sangat kenal itu memelukku, tangannya menjadi keras dan mampu mendorongku menjauh dari sinar truk yang sangat menyilaukan itu. Brrrrrraaaaakkkkk Aku melihat wajahnya tersenyum dan matanya melihatku dengan tetesan air mata. Aku berlari kearahnya dan memeluknya. Tubuhnya penuh darah. Tangan lembutnya yang penuh dengan darah membelai pipiku dan berkata “kau tetap adikku kyung shin …hiduplah…dengan baik…jangan…mengece…wakan…aku…aku…sayang…kamu…”. “luhan oppa kau harus hidup denganku. Selamanya untukku. Oppaaaa oppaa bangun…bangun untuk kali ini saja….oppaaaaaaaaaaaaaaaaaa” ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… *3 tahun kemudian* Masih segar dalam ingatanku, aku melihat kecelakaan itu. Kehilangan oppa kesayanganku karna kesalahanku. Melihatnya sekarat membuatku ingin mati menyusulnya. Disaat itulah aku juga kehilangan kris oppa. Dia meninggalkan aku, dia kembali pada keluarganya. Ahjumma sudah mati 2 tahun yang lalu karna bunuh diri. Aku hidup sebatang kara sekarang. Aku tidak tau siapa orang tua kandungku. Hari ini aku ke tempat terakhir kalinya aku dan luhan oppa bersama, persimpangan inilah akhirnya aku kehilangan kebahagianku. Aku ingin sekali bunuh diri, kehilangan orang-orang yang aku sayang dengan bertubi-tubi. Aku merasa hidupku tidak ada gunanya. Aku berdiri tepat didepan bekas darah luhan oppa yang tidak hilang sampai saat ini. “tuhan…kau sungguh tidak adil. Kenapa kau mengambil kebahagiaanku dengan secepat ini? Kenapa kau tidak mengambilku juga? Apa salahku? Haruskah aku terus menyalahkanmu? Aku tidak ingin menyalahkanmu terus, aku hanya ingin kau kembalikan kebahagiaanku dulu. Cukup tuhan aku tidak sanggup” batinku terus saja memaki tuhan. Aku merasa tidak adil. “awaaaasss” aku mendengar teriakan seorang laki-laki. Tanpa sadar ada sepasang tangan memelukku dan membawaku menjauh dari tempatku berdiri saat itu. Saat aku melihat jalan itu tiba-tiba ada truk yang melaju sangat kencang. Laki-laki yang menolongku itu tiba-tiba saja memakiku “kau gila yaa. Kau ingin bunuh diri? Kalau ingin bunuh diri jangan disini. Akan kuberitahu tempat yang nyaman untuk bunuh diri. Jangan seenakmu sendiri. Kau kira dengan bunuh diri , hidupmu akan bahagia. Jangan berharap!”. Setelah selesai memakiku dia pergi begitu saja. “kalau kau ingin membunuhku, silakan saja. aku tidak akan melawan” kata-kataku cukup mampu untuk membuatnya berhenti melangkah. Dan dia kembali menatapku tajam. Kali ini dia menatapku dengan wajah bingung. “rupanya kau sangat ingin sekali bunuh diri yaa? Ehmmm baiklah. Aku akan menemanimu bunuh diri. let’s go!” “kenapa kau harus menemaniku?” “kenapa? Emm karna aku juga ingin merasakan bunuh diri. Sepertinya keren. Hehe” “laki-laki bodoh” ucapku singkat lalu berlari ke halte bis karna bis yang aku tumpangi segera akan pergi. Ternyata dia masih mengikutiku. Bahkan dia duduk satu bangku bis denganku. Dia tersenyum lalu mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri “hai, namaku lay. Namamu?”. Aku tidak menghiraukan ucapannya. Lalu aku mendengarnya menghela nafas. Lay pov “astaga, ternyata gadis ini gila. Atau dia hilang ingatan. Atau dia lupa namanya sendiri” ucapku dalam hati. 15 menit kemudian, dia turun ditempat yang menjadi tujuanku juga. Aku berjalan dibelakangnya. “dia menarik” ucapku tiba-tiba. Saat aku sadar aku mengucapkan kata-kata yang aku rasa salah, aku memukul-mukul kepalaku. Bicara apa aku ini astaga. Aku tidak tahu bahwa dia berhenti, tanpa aba-aba aku menabraknya. “kau ini bagaimana berhenti tiba-tiba?”. Dia tidak menjawabku, dia hanya melihat siaran tv didepan kami yang menampilkan penerus perusahaan nomer satu dinegeri ini. Tuan muda kris, dia banyak fans memang. Jangan-jangan gadis ini juga fansnya. Aku melihat tangannya menggenggam seperti menahan rasa marah. Lalu dia berlari cukup kencang. Sampai aku tidak bisa melihatnya lagi, akh aku kehilangan jejak. Dalam hati aku bertanya-tanya. Siapa gadis misterius itu. *keesokkan harinya* Wah udaranya segar sekali. Seperti biasa aku keluar rumah dan menghirup udara segar. Aku melihat sesosok gadis yang aku temui waktu lalu. Aku mendekatinya, akh ternyata benar dia gadis itu. Aku menghampirinya dan menyapanya. Tapi seperti kemarin dia hanya menoleh dan pergi masuk rumahnya. Tidak apa-apa lah yang penting aku bertemu lagi dengannya. Ini artinya aku berjodoh dengan dia. Hahaha kataku dalam hati. Senangnya hatiku. Setelah aku pulang kuliah, aku melihatnya di taman sedang memandangi foto. Aku tidak tahu foto siapa itu. Tapi aku tidak berani bertanya. Aku hanya menyapanya. Dan mengikutinya kemanapun kecuali kalau dia sudah masuk rumah, maka aku akan berhenti lalu pulang. Huft, aku tidak akan menyerah. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… *hari minggu* Pagi-pagi dia sudah bangun dan berada ditaman seperti biasa. Memandangi foto seperti biasa. Tiba-tiba angin menerbangkan fotonya, dia kaget dan berlari mengerjar foto itu. Angin memberikan foto itu dihadapanku, lalu aku mengambilnya. Dia berhenti dihadapanku, “kembalikan”. Aku melihatnya lalu tersenyum. “fotomu dengan kedua kekasihmu?” aku menggodanya. “diam saja jika kau tidak tahu. Kembalikan foto itu” nada suaranya seperti menahan tangis. Aku tidak tega melihatnya seperti itu, aku mengembalikannya. Lalu dia berlari meninggalkan aku. Saat aku mengejarnya, aku merasa menginjak sesuatu, aku melihat cincin yang bertuliskan “kris shin luhan”. Apakah ini milik gadis itu. Aku berlari ke rumahnya. Aku melihat dia sedang berbicara dengan seorang laki-laki. Sepertinya aku mengenalnya, astaga itu kan kris, penerus perusahaan nomer satu dinegeri ini. Kenapa bisa kesini. Kyung shin pov Aku kaget, darimana bisa kris oppa menemukanku. Aku sudah pergi meninggalkan jejak agar dia tidak bisa menemukanku. Aku menyerah, aku lelah berpindah-pindah tempat untuk menghindarinya. Mungkin ini saatnya aku menghadapinya. Dia menemuiku dirumahku. Dia mendekati aku, aku semakin menjauh. Aku tidak ingin dia menjadi oppaku. Baru kali ini aku melihatnya menangis. “saeng maafkan aku. Aku meninggalkanmu. Aku begini demi kita. Sekarang aku sudah bisa membiayai kehidupan kita. Tinggallah bersamaku” katanya dengan mudah. “kau siapa? Aku tidak mengenalmu” kataku sinis. “saeng maafkan aku. Aku bersalah. Aku tidak datang ke pemakaman luhan ssi atau ahjumma. Aku bodoh meninggalkanmu sendiri. Kau menjadi seperti ini karna aku. Aku tetap oppamu. Aku akan memberikan semua yang kau mau” “…………aku minta nyawamu. Apa kau memberikannya?” “apa? ……Kalau itu yang kau mau. Aku akan memberikannya” “aku bukan kau. Aku bukan kau yang mementingkan dirimu sendiri. Aku tidak mengenalmu. Aku tidak mempunyai oppa sepertimu. Oppaku sudah mati. Kau pergilah” “kyung shin ssi aku mohon. Aku akan berikan nyawaku asal kau mau kembali padaku. Aku berjuang untukmu. Aku menyayangi luhan-ssi, ahjumma juga kau. Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikannya? Katakan saeng” “………………………………bunuh dirilah di persimpangan tempat aku dan luhan oppa berpisah” “……………………………………baiklah. Aku akan melakukannya” *persimpangan* Aku dan kris oppa menuju persimpangan. Tidak lama setelah kami sampai, kris oppa menuju tengah jalan, persimpangan ini memang lintasan untuk truk. Aku melihat kris oppa memandangiku. Aku melihat mata kris oppa seperti mata luhan oppa. Mata mereka sama saat ini. Tiba-tiba lay datang, “kau gadis gila, kenapa kau menyuruh oppamu sendiri untuk bunuh diri. Cepat hentikan dia. Kyung shin-ssi kau gila. Cepat hentikan”. Teeeet teeeet teeet (suara klakson truk) Aku melihat truk yang melaju kencang menghampiri kris oppa. Aku mulai mengingat kejadian 3 tahun lalu. Luhan oppa, dia pergi karna kesalahanku. Aku tidak akan membiarkan kris oppa pergi karna kesalahanku juga. Aku memang bodoh. Aku berlari menghampiri kris dan mendorongnya menjauh hingga jatuh ketepi jalan. Aku tersenyum pada kris oppa. Lalu aku menutup mata. Braaaaaaaakkkkkkk Rasanya oksigen sudah tidak ada lagi, aku mulai ngos-ngosan. Seperti aku telah berlari sampai ratusan kilometer. Aku melihat luhan oppa tersenyum padaku. “tuhan, apakah ini takdirku? Aku menyerah tuhan”. Tubuhku terasa berat sekali, aku tak sanggup untuk menyangganya. Kris oppa memelukku sambil menangis. Aku juga melihat lay yang menangis. “aku senang……melihat kalian……menangis…kris oppa, aku berbohong……aku…sangat merindukanmu……aku tetap….anggap kau…oppaku…aku….menyayangimu…” aku sekuat tenaga untuk bicara untuk terakhir kalinya untuk orang-orang yang aku sayang. Aku melihat wajah lay, dengan sisa tenagaku aku membelai pipinya, “lay…maafkan aku…belum sempat,, aku…berkata ini…aku…harus pergi…se…benar…nya…aku me…cintaimu…kau…adalah…cinta…pertamaku…hiduplah dengan baik…aku…cinta…kalian…”. Aku sudah tidak bisa melihat mereka didunia ini. Tapi aku merasa lega karna aku bisa menemui luhan oppa dan ahjumma disana. tuhan, beri aku kebahagiaan disana. selamat tinggal dunia, selamat tinggal kris oppa, dan selamat tinggal cinta pertamaku, lay. Lay pov Aku melihat kyung shin untuk terakhir kalinya. Aku sangat mencintainya. Baru saja aku ingin mengembalikan cincinnya dan memintanya menjadi kekasihku ternyata dia harus meninggalkan aku. Tuhan, persimpangan inilah aku dan kyung shin harus berpisah. Ketika aku melepaskan cintaku disini untukmu, maka jagalah dia dengan kelembutanmu. Beritahukan dia, aku disini sangat mencintainya. END

Aku Akan Hidup dengan Cara Ini

Ini ff pertamaku. Murni karyaku. Jangan plagiat yaa. hehe Semoga tidak mengecewakan. fighting ! Cast : lee donghae super junior Lee shin hee Cho kyuhyun super junior Genre : friendship , romance, and another genre…….. Shin hee POV Semenjak aku berpacaran dengan namja bernama lee donghae, tidak ada satupun laki-laki yang berani mendekatiku. Walau itu hanya sebagai teman. Donghae sangatlah poseseif padaku. Aku merasa tidak cantik seperti yeoja-yeoja yang menyukainya dan rela melakukan apapun untuknya. Aku ? aku adalah seorang yang tidak suka diatur, ramah, cuek, dan gampang panik. Kadang aku menyalahkan diriku sendiri kenapa aku bisa berpacaran dengan namja seperti donghae yang super duper posesif. Hidupku terasa membosankan karna setiap hari, setiap waktu, setiap menit, setiap detik selalu bersamanya. Hanya saat aku berada dikelas saat pelajaran, dirumah, tidur dan mandi tanpa kehadirannya. Aku merasa sangat bosan dengannya. Suatu hari, dikelasku ada siswa baru. Dia seorang namja, namanya cho kyuhyun. Dia sangat culun dan sepertinya lugu. Dia menempati bangku yang berada disebelahku. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumku. Kami mulai berkenalan dan ngobrol. Tiba-tiba aku melihat dijendela sesosok namja yang sangat aku kenal. Ya, benar. Donghae, namja yang selalu memperhatikan semua tingkah lakuku. Layaknya anak kecil yang diawasi oleh ibunya saat bermain. Begitulah dia saat mengawasiku. Aku yang sadar dengan kehadirannya, langsung diam dan tidak berani menatapnya. “akh matilah aku. Dia sangat marah melihatku dengan kyuhyun” kataku dalam hati. Donghae POV Setelah aku melihatnya dengan siswa baru itu, aku merasa sangat marah. Aku menatapnya dengan ekspresiku yang sedang menahan emosi. Setelah bel berbunyi, seperti biasa aku menunggu shin hee didepan kelasnya. Aku yang biasanya mengajaknya ke kantin untuk makan, sekarang aku mengajaknya ke belakang gedung sekolah. Shin hee sepertinya tahu apanya yang akan aku bicarakan kepadanya. Tapi seperti biasa juga, dia tenang-tenang saja menghadapiku yang sedang marah dan kesal. Dia hanya menatapku dengan mata yang begitu tajam. Aku juga tidak mau kalah, aku menatapnya dengan 100x lipat tajam dibanding dengannya. Aku mendorongnya ke tembok, tidak keras tapi cukup untuk menyuruhnya mengikuti mauku. “apa yang kau lakukan tadi?” tanyaku dengan lembut. “yang mana?” tanyanya santai sambil terus memainkan kakinya, yang tandanya mencoba rileks. “apa aku harus menjelaskannya secara detail hah?!”teriakku sampai dia berdiri sangat tegak didepanku. “namja itu siswa baru dikelasku. Namanya kyuhyun” jawabnya sambil menatapku seakan ingin segera pergi dariku. “kau sangat dekat dengannya” ucapku sesaat setelah dia selesai berbicara. “apa yang pantas kau cemburui darinya? Dia tidak sepertimu. Dia jauh dibawahmu bukan? Dia sangat culun dan lugu. Jadi tenangkan dirimu sekarang. Jangan membuatku takut seperti ini. Rubahlah sikapmu itu, jika tidak….” Ucapnya memarahiku dan memotong pembicaraannya. “jika tidak aku akan meninggalkanmu” teriaknya sambil mendorongku menjauh darinya. Dia meninggalkanku pergi, aku yang terpaku melihatnya pergi, duduk lemas bersandar pada tembok. Mencermati kata-kata yang keluar dari mulutnya itu. Tiba-tiba suara hapeku berbunyi. Aku segera menghampiri seseorang yang menelponku. +cafĂ©+ “ada apa mencariku?” tanyaku dengan malas-malasan. “hasil labmu sudah selesai. Dan hasilnya……..kau mengidap kanker hati stadium akhir. Dan umurmu tinggal beberapa bulan lagi. Maafkan aku memberitahumu hal yang sangat buruk” kata ahjussi yang tidak lain adalah seorang dokter yang memeriksa penyakitku. “Apa perlu aku mendengarkanmu?” tanyaku dengan menatapnya tajam. “tentu, kau harus segera melakukan perawatan” jawabnya meyakinkanku. “apa itu cara untuk aku tetap hidup?” bentakku padanya yang terpaku melihatku menahan airmataku. “aku akan menunggu kematianku datang daripada aku harus melakukan hal yang tidak akan bisa membuatku tetap hidup”. “kau harus segera menyerah padaku, menyerah untuk ku rawat” teriak ahjussi yang sejenak membuatku berhenti melangkah. Aku berpaling kearahnya dan membalas ucapannya “aku tidak akan menyerah padamu”. Aku meninggalkan dia tanpa berpamitan kepadanya. Aku pergi ketempat favoritku. Ya, pantai. Disinilah aku bisa menumpahkan seluruh perasaanku sepuasnya. Menangis dan berteriak sepuasku. Aku melempar amplop coklat itu ke laut yang berisi berapa lama kesempatan untuk aku bisa hidup, agar dia pergi meninggalkanku dan memberiku sedikit waktu lagi untuk menyusulnya hilang dari bumi ini. Aku ingin jika aku mati, mayatku ditenggelamkan dilaut agar aku bisa berenang dengan ikan-ikan itu. Shin hee POV Sudah sebulan ini donghae tidak menghubungiku lagi. Lagipula aku sudah lelah dengan sikapnya yang posesif dan kekanak-kanakan. Hari ini aku menemani kyuhyun mencari buku. Tanpa aku duga, donghae berada tepat 5m didepanku dan kyuhyun. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan kyuhyun, aku berada tepat didepan kyuhyun berdiri, agar donghae tidak memukul kyuhyun. Donghae semakin dekat kearahku, dan dia sekarang didepanku. “jangan pergi dengan namja lain selain aku. Kau masih yeojachingu ku, chagiya. Hatiku merasa sakit melihatmu dengan namja lain. Jangan diiulangi lagi. Ayo kita pergi” ucapan donghae yang lembut dan membelai kepalaku dengan hati-hati. Aku seperti terhipnotis, aku mengikuti perkataan donghae dan menyuruh kyuhyun pulang. Braaaak!!!!!!!!!!!!! Donghae tersungkur, aku kaget dengan apa yang terjadi pada namjachinguku. Ya, dia masih namjachinguku. “jangan jadi namja posesif seperti itu. Kau bukan suami shin hee jadi kau tidak berhak memilikinya seutuhnya. Aku tidak suka kau tetap bersamanya. Aku tidak akan membiarkan shin hee dikurung oleh namja berhati gelap dan menakutkan sepertimu” maki kyuhyun pada donghae yang sebelumnya kyuhyun melemparkan pukulan bertenanganya sampai-sampai donghae jatuh. Aku membantu donghae bangun dan melihat ekspresi wajahnya yang tenang. “aku tidak ingin bertengkar denganmu kali ini. Setelah aku pergi, barulah aku melepaskan shin hee untuk orang lain termasuk kau. Tunggulah beberapa saat lagi. Ayo pergi chagi” ucap donghae sambil menahan perih dibibirnya bekas pukulan kyuhyun. Aku merasa bingung kenapa donghae berkata seperti itu pada kyuhyun. “dia mau kemana?” tanyaku dalam hati. Donghae mengajakku ke pantai dan memberitahuku bahwa pantai inilah tempat favoritnya. Kami duduk diatas pasir putih yang pemandangannya sungguh menabjubkan sekali. Tiba-tiba donghae menarikku kedalam pelukkannya. Hangat, itulah yang aku rasakan saat dipelukannya, dengan lembut dia membelai rambutku. Aku membalas pelukannya. Dia semakin memelukku dengan erat. Dia berkata padaku “shin hee, aku sangat kedinginan. Bisakah kau memelukku dengan erat lagi?” terdengar sangat lirih ditelingaku. Aku menurutinya, aku memeluknya semakin erat. Donghae merenggangkan pelukannya seperti mengambil sesuatu. Dia menggenggam kertas itu. Aku yang ingin melihat apa yang sedang dilakukannya ikut merenggangkan pelukan kami. Tapi dia menarikku kembali kedalam pelukannya yang semakin erat, seakan dia benar-benar tidak ingin melepaskanku. Beberapa saat kemudian, pelukan donghae semakin lemah dan semakin lemah, akhirnya pelukan itu lepas dari tubuhku. Donghae terlihat pucat dan lemas. Aku melihat surat yang dia genggam, aku membukanya dengan tetap memeluknya agar dia tidak kedinginan seperti yang dia katakana padaku. Dear chagiya ku, Disurat ini aku ingin mengungkapkan bahwa aku sangat sangat mencintaimu. Jeongmal saranghae. Aku posesif karna aku tidak ingin kau meninggalkanku. Tapi pada kenyataannya aku lah yang harus meninggalkanmu. Saat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak bernyawa lagi. Aku terkena kanker hati stadium akhir. Aku menyadari kesalahanku terhadapmu. Jeongmal mianhaeyo chagiya. Aku sangat mencintaimu. Sebagai permintaan terakhirku. Aku ingin kau memelukku erat dan menciumku. Aku akan sangat senang jika kau mau melakukannya untukku. Tapi jika kau tidak mau melakukannya. Aku juga tidak akan memaksamu. Aku sudah benar-benar melepasmu sekarang. Tapi ingatlah kau adalah yeojachingu pertamaku dan terakhirku. Dan sekarang, aku menyerah dipelukkanmu. SARANGHAEYO, CHAGIYA. Hatiku seakan hancur berkeping-keping membaca surat ini. Donghae bertarung dengan penyakitnya, dan akhirnya dia menyerah dipelukkanku. aku ingin menyusulnya. Donghae POV Aku merasa senang berada dipelukkannya sebelum aku mati. Aku sangat mencintai shin hee. “aku sudah melepaskanmu chagiya, carilah kebahagiaanmu. Aku akan bahagia jika kau bahagia. Selamat tinggal” ucap perpisahanku dalam hati. Aku sungguh sudah tidak kuat lagi…………………… Shin hee POV “Aku akan memberikan permintaanmu chagiya” ucapku sambil merenggangkan pelukanku pada donghae. Aku menyentuh bibir donghae yang lembut dengan bibirku dan membiarkan airmataku jatuh diwajahnya. aku melihatnya tak berdaya. aku tidak bisa lagi melihat mata tajamnya 100x tajam dari mataku. Aku merasa benar-benar sendiri. Ternyata aku sangat menyukainya. aku melepaskan bibirnya yang basah dan mengusapnya pelan-pelan agar dia tidak sakit. “lee donghae jeongmal saranghaeyo” teriakku berharap donghae mendengarku dan bangun memelukku. Sudah seminggu ini, donghae pergi meninggalkanku. Aku merasa hancur dan mati sekarang tanpa namja chinguku yang posesif. Aku tidak ingin melihatnya dengan sedih. Aku mencoba tersenyum. Aku berjanji tidak akan mencari pengganti lee donghae. Walaupun aku tersiksa tanpa pendamping. AKU AKAN HIDUP DENGAN CARA INI. THE END

Jumat, 05 Oktober 2012

dengarkan aku

ketika hidup menjadi sebuah pilihan, saat itulah hidup akan menjadi perjalanan. ketika semua orang tidak bisa dipercaya, ketika itu pula kita akan sendirian. ketika semua orang meninggalkan kita, maka saat itulah kita merasa kesepian. benarkah hidup akan indah ketika ketika menikmatinya? hanya perlu mengerti kita hidup tidak sendiri. kehilangan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. orang yang kita percaya ternyata mengkhianati kita, dan semua meninggalkan kita. kenapa setiap hal yang dilakukan memiliki resiko? kenapa setiap apa yang kita kehendaki selalu ada resiko? kenapa hidup itu pilihan? kenapa banyak pengkhianatan? kenapa banyak rasa sakit?

Jumat, 07 September 2012

Semua Akan Kembali Pada Tempatnya

semua akan kembali seperti semula. seperti dulu yang sepi dan seperti hati yang beku. baru menjadi seseorang yang punya hati tenang, sekarang akan menjadi seseorang berhati beku. tidak ada yang menyenangkan saat dia pergi. wajahnya yang tanpa dosa membuatku tenang saat punya masalah. sikapnya yang apa adanya tanpa dibuat-buat membuatku tenang. kini, aku tidak bisa setiap waktu melihat wajahnya, dan aku tidak bisa setiap waktu tersenyum atau tertawa karna sikapnya. semua hal tentang itu akan menghilang dengan pelan-pelan. bisakah aku tetap menjadi seseorang yang tenang saat dia tidak bisa aku lihat setiap waktu? waktu, berikan aku jawaban segera. jika aku tidak bisa melakukannya apa, apa yang harus aku lakukan? keadaan seperti ini adalah keadaan yang paling aku benci. keadaan yang susah untuk dimengerti. for : keponakan